الأربعاء، رمضان ٠٩، ١٤٢٦

Cerita dari Pusat Peradaban Islam - PART 1

Salammualaikum,
ABSTRAK
~~~~~~~
Berikut ini adalah sharing dari ane tentang kehidupan keseharian masyarakat Makkah, Madinah & Jeddah selama Bulan Suci Ramadhan.Pengalaman ini ane dapat ketika pada tahun lalu (Okt 2004),selama hampir 17 hari ane berada disana (mulai 05 - 21 Ramadhan 1425H)sekaligus untuk Umrah dan bersilaturrahmi dengan famili disana.

Alhamdulillah ane bisa melaksanakan Umrah ke Kota Suci Makkah &Madinah setelah hampir 20 tahun ane tidak melihat Jeddah, Makkah dan Madinah.Ane sendiri lahir di Jeddah dan stay disana hingga umur 8 tahun (ikut orangtua) setelah itu pindah ke Jakarta.

Berbagai pengalaman yang anedapat ini ingin ane bagi kepada masyarakat Muslim. Mungkin pengalaman sejenis banyak dialami oleh para Jemaah Haji/Umrah namun mungkin selama ini tidak menjadi perhatian, sehingga ane ingin coba mengangkat mengenai hal ini dan semoga bisa menjadi rujukan sekaligus pelajaran bagi kita bersama.
Supaya tidak terlalu panjang, ane akan buat ini dalam beberapa bagian.

Semoga bermanfaat, Insya Allah.
TRADISI HAFIZ QUR'AN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bulan Ramahan umumnya akan dimanfaatkan oleh Masyarakat Saudi untuk melancarkan kembali bacaan Alqur'annya serta menghafalkan isi Alqur'an.Selama Ramadhan, berbeda halnya dengan di Jakarta, ane hampir tidak pernah mendengar adanya toko toko yang menyalakan musik, untuk menarik perhatian Konsumennya. Hal ini berlaku pula diluar Kota Makkah &Madinah (seperti Jeddah). Kalaupun ada toko yang menggunakan soundsystem, maka tidak lain yang diputar adalah Kaset/CD Qur'an yangdibaca pada saat Tarawih/Tahajjud oleh para Imam Masjidil Haram,Masjid Nabawi dan Imam Imam lainnya.

Bahkan sempat ketika akan berziarah ke sejumlah pekuburan di Madinah,dan saat itu ane menyewa sebuah taxi, sang sopir terus menerusmemasang kaset Qur'an. Hampir tidak pernah terdengar disudut kotaMakkah/Madinah sekalipun adanya alunan musik.Ketika pelaksanaan Salat Tarawih/Tahajjud,baik di Masjidil Haram,Masjid Nabawi, maupun masjid masjid yang berada dikota Jeddah dimanasetiap malamnya mampu mengkhatamkan 1 Juz Qur'an, jamaah yang mengikutinya pun cukup antusias.Bahkan dalam salat tarawih/Tahajjud,beberapa Jamaah mulai dari anak anak hingga dewasa membuka mushafAlqur'an dan mengikuti bacaan sang Imam.Ada pula anak anak / orang dewasa yang kelelahan dan tidak mengikutiTarawih/Tahajjud, tetapi mengikuti bacaan sang imam sambil membukaMushaf.

Ketika sang imam Ruku', hingga selesai membaca Fatihahdirakaat kedua, jamaah yang tidak mengikuti salat tarawih/Tahajjud tadi mencoba menghafalkan bacaan yang dibaca oleh Sang Imam di Rakaatpertama tadi.Bacaan yang dikumandangkan para Imam hampir semuanya Tartil (memenuhiunsur Tajwid, tidak terburu buru dan memiliki style bacaan yang hampir mirip dengan para Imam Masjidil Haram/Masjid Nabawi) dan gerakan salat dalam Salat tarawih/tahajjud umumnya cukup santai dan memenuhi unsur Thumaninah dalam Salat.

Tradisi 1 malam khatam 1 juz ini, tidak hanya terjadi di Makkah/Madinah saja melainkan diseluruh masjid di Saudi dan umumnya pengurus masjid mengundang para Hafiz Qur'an ini untuk stay selama 1 bulan penuh dimasjid mereka sekaligus memimpin salat Tarawih, Tahajjud maupun Salat Fardhu. Tidak hanya itu, para Hafiz Qur'an ini jugadiberi kesempatan untuk berceramah (umumnya dilaksanakan usai Salat fardhu).

Menurut informasi yang ane terima, bahwa diMadinah ada sebuah desayang penduduknya hampir semuanya Hafiz Qur'an (mulai dari anak anak hingga orang dewasa), maka tidak heran pula para Imam Besar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi banyak berasal dari desa ini.

Kita berharap semoga tradisi semacam ini bisa juga berlangsung diIndonesia, dimana salah satu momentum Ramadhan adalah untuk memperlancar kembali bacaan Alqur'an kita sekaligus menghafalkannya.

Akan lebih baik juga bila Salat tarawih/tahajjud bisa dilaksanakan secara santai, memenuhi unsur thumaninah dan bila memungkinkan setiap masjid bisa mengundang seorang yang hafiz qur'an untuk stay dimasjid tersebut dan memimpin kegiatan Ramadhan selama sebulan penuhsebagaimana yang terjadi di Saudi saat ini.

Ramadhan di Saudi disambut dengan sukacita. Tradisi hafiz Qur'anmenjadi suatu tradisi yang menjadi idola seluruh lapisan masyarakat disana.

Semoga bermanfaat.
Wassalammualaikum,
Ahmad Alkazimy