السبت، رمضان ٠١، ١٤٣٠

TVRI Siarkan langsung Taraweh 1430H dari Masjidil Haram

Alhamdulillah, TVRI pada Ramadhan tahun ini, 1430H kembali menyiarkan secara langsung Salat Taraweh dari Masjidil Haram setiap hari tengah malam tepat jam 01:00 BBWI. Terima kasih kami ucapkan kepada TVRI yang secara konsisten selama beberapa tahun terakhir menyiarkan acara ini.


الخميس، شعبان ٢٩، ١٤٣٠

Ekslusif: Wawancara Khusus dengan Imam Besar Masjidil Haram

Dikutip dari Republika Online

SUMBER: http://sylviagustin.myrepublika.com/berita/14528/Mewawancarai_Imam_Besar_Masjidil_Haram

Mewawancarai Imam Besar Masjidil Haram

By Republika Newsroom
Minggu, 16 November 2008 pukul 14:22:00

Setiap umat Islam yang datang ke Masjidil Haram, pasti terpana dengan apa saja yang ada di sana. Bukan semata oleh kemegahan dan kharisma Ka'bah yang setiap waktu dipenuhi oleh jamaah yang berthawaf, keindahan ornamen dan asesoris Masjidil Haram, tapi juga oleh merdunya suara imam yang memimpin shalat berjamaah. Karena itu, tak mengherankan, meski surat yang dibaca pada shalat-shalat wajib merupakan surat-surat panjang, tak ada jamaah yang mengeluh ketika menunaikan shalat di Masjidil Haram.

Bahkan, dari sekian banyak mereka yang pernah menunaikan ibadah umrah Ramadhan, selalu menuturkan kegembiraannya bisa melaksanakan Shalat Tarawih di Masjidil Haram. Itu karena, walaupun mereka harus berlama-lama untuk berdiri menunaikan Shalat Tarawih, namun karena bacaan sang imam di Masjidil Haram sangat fasih dan benar-benar hafal, tak ada rasa jemu sedikit pun. Mereka pun melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk.

Maka ketika saya berkesempatan untuk mewawancarai Imam Besar Masjidil Haram, Syekh Muhammad Abdullah Subayyil yang waktu itu usianya masih 65 tahun dan menjadi Direktur Pengelola dan Pemelihara Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, kesempatan tersebut tak saya sia-siakan. ''Ini jelas kesempatan langka,'' pikir saya.

Bagi saya pribadi hal ini amat istimewa karena sebagai wartawan dari Indonesia, saya diberi kesempatan mewanwancarai tokoh yang menurut saya hebat dan penting sekelas Syekh Muhammad Abdullah Subayyil di negaranya pada puncak musim haji. Beliau adalah orang yang mengatur seluruh imam di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. ''Tentu ini sangat menggembirakan,'' gumam saya waktu itu.

Peristiwa istimewa ini terjadi berkat bantuan Dihyatun Masqon, seorang mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Pakistan yang waktu itu menjadi tenaga musiman pada musim Haji di Arab Saudi. Yang menarik, kebesaran nama Syekh Muhammad Abdullah Subayyil tak membuatnya sombong dan takabur. Orangnya ternyata sangat ramah, bersahaja, dan tutur bahasanya lemah lembut. Ia telah mampu menghafal Alquran sejak usia muda.

Untuk menjadi imam di kedua masjid saja sudah merupakan posisi istimewa karena tak hanya bacaan tapi kepribadiannya juga diperhatikan. Syekh Muhammad Abdullah Subayyil yang kini telah pensiun sebagai imam besar Masjidil Haram, waktu itu mengatakan tugasnya langsung bertanggungjawab kepada Khadimul Haramain Raja Arab Saudi. ''Kami bertanggungjawab langsung kepada Khadimul Haramain, tugas kami yang utama adalah melayani jamaah sebaik-baiknya, sehingga mereka bisa beribadah dengan tenang dan khusyuk,'' jelas Subayyil.

Banyak informasi yang didapat darinya. Mulai dari soal bagaimana harus menyusun imam shalat wajib setiap hari di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, mengatur khatib Jumat, menyediakan berbagai fasilitas fisik di kedua masjid di kota suci seperti perbaikan tempat shalat dan perluasan tempat shalat serta penyediaan air zam zam.

Wawancara yang berlangsung selama kurang lebih 20 menit di ruang kerjanya yang sejuk yang tak jauh dari Masjidil Haram itu memberikan kebahagiaan tersendiri buat saya yang melakanakan ibadah haji pada tahun 1995. Apalagi dengan pernyataannya di akhir wawancara yang menyebutkan jamaah haji Indonesia adalah yang paling baik, paling tertib, dan sopan. damanhuri zuhri